Kepala Tiga

Dulu, pas umur 20 saya bikin daftar target yang mesti saya capai di umur 30:
  1. S2 di Eropa dengan beasiswa
  2. Bekerja sebagai editor buku
  3. Menikah, punya 2 anak
Ambisius? Iya dan nggak. Alasannya waktu itu saya ngerasa umur 30 itu udah tua banget. Pikir saya, ada banyak waktu untuk mewujudkan itu semua.

Sepuluh tahun berlalu.

Tahun ini saya genap kepala tiga so let's review:
1. Keluarga dan teman dekat tahu betapa giat saya cari beasiswa gelar master, dari sejak lulus S1, bekerja, menikah, hingga sudah berbadan dua. Namun memang kondisi terakhir juga yang jadi "rem" saya untuk berhenti dan akhirnya merevisi prioritas. Sampai tahun lalu sih, saya masih mimpi-mimpi bisa S2 --paling nggak-- di kawasan Jabodetabek. Apa daya, energi dan semangat saya sudah gak sebesar dulu. Sekarang fokus saya ikut menabung untuk pendidikan anak aja. Jadi boro-boro Eropa, Depok aja belum mampu. :')

2. Selesai kuliah dan keterima di media, saya tetep menjaga impian saya jadi editor; kalau bukan buku, majalah juga seru. Tapi nasib membawa saya ke jalur e-commerce, sampai sekarang. Pekerjaan yang (hampir) sama hanya industrinya beda. And no regrets, justru saya bersyukur bisa mengenal media konvensional dan digital dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

3. What was I thinking? :D Sampai saat ini masih ngerasa 1 anak cukup karena lebih ekonomis, hahaha. Tapi dari daftar keseluruhan, poin ini yang masih bisa diwujudkan mesti sepertinya jangka waktunya harus mundur sampai maksimal 35 tahun.

Ulang tahun ke-30 ini juga harus saya habiskan di rumah sakit karena anak kena tipus. Tentu bukan situasi seperti ini yang saya inginkan (dan bayangkan) saat memasuki kepala tiga. I want to have a special moment instead of emotional meltdown. Saya merasa tua tapi merasa krisis identitas. Umur saya berkurang tapi tidak punya pencapaian.

Saya khawatir, saya menua tanpa arti.*

Yasudah, memang hidup kalau gak didramain dikit kok gak seru, jadi ya saya nikmati aja momen tua-tua-kok-galau ini. Maybe I should focus on living in the moment, rather than planning too much for the future.

Happy birthday, me!

*Meminjam kalimat bijak Ridwan Kamil, "Hidup cuma sekali, jangan menua tanpa arti."  

pic from pinterest

Comments

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Kidzania & Masa Kecil (Lumayan) Bahagia