Welcome to America

Sometimes the dreams that come true are the dreams you never knew you had. It's just too good to be true :)

Saya posting kalimat tersebut di Facebook sehari menjelang keberangkatan ke Negeri Paman Sam. It's true. Saya gak pernah mimpi bisa sekolah ke Amerika, apalagi gratis karena dapet beasiswa. Saya memang bercita-cita melanjutkan studi di luar negeri, tapi AS tidak pernah ada di daftar saya. Selain mahal, jauhnya juga minta ampun. Tapi ya, Alhamdulillah, takdir gak pernah diduga. Singkat cerita, 11 hari lalu akhirnya saya mendarat dengan selamat di negeri adidaya ini.

Bayangan saya tentang Amerika, dipengaruhi film-film Hollywood. Tapi bukan bagian Sci-Fi-nya tentu. Minimal, gedung-gedung tinggi New York City lah atau bule-bule berpakaian modis dan minimalis (:D) seliweran di Los Angeles lah. Tapi, yang saya dapatkan pertama sampai di sini adalah suasana pinggiran kota.

Pertama kali sampai, saya menginap beberapa hari di Kent, di negara bagian Washington, untuk orientasi. Kota kecil, penduduknya cuma sekitar 28.000 jiwa. Kalau di Indonesia, mungkin itu setara dengan populasi kecamatan. Jalanannya sepi, gak ada macet. Mobil-mobil seliweran dengan kecepatan sedang, dan dengan baik hatinya memberikan kesempatan pejalan kaki menyeberang. Gak ada gedung-gedung pencakar langit, hanya ada pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Saya perhatikan, hampir seluruh toko dan restoran memasang bendera AS. Setiap hari loh, bukan cuma di bulan kemerdekaan mereka.

Banyak merk AS yang sudah merambah Indonesia (terutama Jakarta) seperti McDonalds, Burger King, Starbucks, dan 711. Bedanya, di sini bukan tempat gaul atau nongkrong. Suasana yang sama juga terlihat di Everett, kota tempat saya (akan) tinggal setahun ke depan. Sedikit lebih ramai dari Kent, tapi tetap bukan metropolitan.

Yang pasti, saya harus beradaptasi dengan cuaca. Negara bagian Washington ini dekat ke Vancouver, Kanada, yang suhunya dingin. Waktu saya sampai, masih terhitung summer. Tapi cuacanya 22 derajat Celcius. Belum lagi angin dingin yang menggigit. Jadi, ketika para warga lokal dengan enteng mengenakan celana pendek dan kaos, saya dan teman-teman senasib seperantauan justru pake baju berlapis-lapis. Waduh, jadi khawatir nanti menghadapi winter. Katanya bisa sampai delapan derajat Celcius. Brrr...

Tapi cuaca seperti ini (sedikit) membantu ketika menjalani puasa. Yap, saya sampai di AS tepat pada hari ke-13 Ramadhan. Karena dingin, jadi tidak terlalu merasa dehidrasi. Meski harus lebih bersabar untuk berbuka karena puasa di sini lamanya sekitar 16 jam. Tapi, gara-gara dingin pula, kulit dan bibir jadi kering dan pecah-pecah. Bibir saya malah sampai menggelap. Dan produk-produk Indonesia nampak tidak berguna karena diciptakan untuk daerah tropis.

Hal menyebalkan buat saya adalah susahnya mendapatkan makanan halal di sini. Pilihan paling masuk akal adalah ikan atau sayur. Tapi susah untuk bener-bener gak makan daging atau ayam. Apalagi saya gak suka sayur. Jadi kalau pilihannya adalah menu vegetarian, saya angkat tangan. Akhirnya dengan mengucap Bismillah, saya lahap juga makanan berisi ayam. Untungnya setelah beberapa hari, saya dan teman-teman bisa menemukan toko yang menjual makanan halal, tak terlalu jauh dari apartemen kami. Lalu, soal nasi. Berhubung orang Indonesia tulen, jadi waktu hari-hari pertama cuma makan kentang, roti, atau pasta, saya selalu ngerasa ada yang kurang. Untungnya begitu sudah di apartemen sendiri, bisa masak nasi.

Oh iya, ini satu pengakuan norak. Saya tahu kalau orang sini minum air putih langsung dari keran. Tapi tetep aja saya kagok. Sampe-sampe khawatir bakal kena diare, ahahaha. Waktu menginap di hotel di Kent, malem-malem saya mau buat Popmie. Lalu saya tanya temen dimana bisa dapet air panas. Dia cuma nyengir dan bilang, "Kan ada di wastafel, kamu tinggal puter aja keran air panasnya." Haha, iya juga ya. Saya lupa. Bisa langsung minum dan ada air panasnya pula.

Itu baru sebagian kecil. Saya sih yakin bakal banyak pengalaman norak lainnya yang akan saya alami, hehe. Untuk sekarang, bersyukur semuanya berjalan lancar. Semoga sampai seterusnya. Amin.


PS: Saya berjanji sama diri sendiri akan nulis setiap hari "petualangan" saya di Amerika. Tapi janji tinggal janji. Saya baru nulis satu :( Well, semoga ke depan lebih baik...

Comments

agung said…
Ahaaaa... ini yang udah saya tunggu2 ;)

Akhirnya ade mulai nulis pengalaman disana. Ini baru sebagian kecil ya dari ke"norak"an ade yang diceritain, tulis juga dong pengalaman pertama kali ketemu salju, jangan lupa disertakan foto dengan gaya abstrak itu ya... hahaha...

Seru de ceritanya ;)

Saya yakin masih banyak cerita yang bisa dibagi dari sana, belum lagi nanti klo udah mulai kuliah...

Tetep nulis ya de, harus! :D

Dari pembaca setiamu, (halah!)

- Agung -
h e l s a said…
hhaaa, tante bikin kepengeen.. :(( maauuuuu...
salam ya buat aktor2 hollywood kalo ketemu. hhoho..
ditunggu cerita berikutnyaaa...
Wita said…
ajak aku k sana dong. Ehehehe..Sehat2 y, K Tessa :)

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Kidzania & Masa Kecil (Lumayan) Bahagia