Posts

Showing posts from January, 2020

Kisah Kaus Kaki

Pulang sekolah tadi, kaus kaki Kana kotor banget jadi saya tanya, "Tadi di sekolah kamu buka sepatu?"  Dia menggeleng, "Nggak," katanya.  Saya tunjukkan kaos kakinya yang dekil di bagian telapak.  "Tadi kamu pas cuci tangan sebelum makan atau main pulang sekolah, mungkin buka sepatu?" Cecar saya.  "Enggak buuu, aku gak buka sepatu dari tadi."  "Kok bisa sekotor ini kalo kamu nggak buka sepatu," saya makin nyinyir.  Raut muka Kana berubah, lalu, "Iya, yaudah! Aku yang salah!" Serunya sambil memukul dadanya keras. Matanya berkaca-kaca.  Saya tertegun.  Dalam sepersekian detik di pikiran saya muncul, astaga anak ini tertekan ya. Lalu saya tertawa kecil, berharap mencairkan suasana.  "Kok jadi marah-marah? Muka kamu lucu kalo lagi ngomel gitu." "Abisnya ibu nanya-nanya terus. Kan aku bilang aku nggak buka sepatu." Katanya. Kali ini sambil terisak. Hati saya mencelos, tapi ego yang tinggi masih sempat ngeles.  ...

Privilese

Image
Timeline Twitter beberapa waktu lalu ngomongin privilege, terutama tentang anak-anak orang tajir yang bisa menduduki posisi wakil menteri, staf ahli presiden, sampai yang dilabeli pengusaha muda yang inspiratif. Padahal kalau bukan karena latar belakangnya belum tentu mereka-mereka ini bisa 'melesat' karirnya.  Benar kalo ada yang bilang, titik start para penyandang privilej ini jauh terdepan dibanding rakyat jelata. Tapi, saya mikirnya malah bagus kalau seseorang bisa memanfaatkan 'kelebihan'nya ini dibanding cuma ongkang-ongkang kaki. Saya   kenal seseorang yang berasal dari keluarga sangat berada namun sayang 'hak istimewa'nya malah disia-siain. Ditawarin kuliah di luar negeri gak mau, alasannya karena ribet harus pake Bahasa Inggris. Kerja disuruh pilih di mana aja berkat koneksi, gak diambil juga.  Akhirnya dikasih modal usaha, tapi gak semua punya bakat dan kecakapan berbisnis kan. Ujung-ujungnya yang pegang kendali, ya ortunya juga. Anaknya mah  trav...

Sedekade

Image
Di Twitter sempat rame tentang refleksi  a decade gitu. Jadi mengenang kembali selama sepuluh tahun ini apa saja yang terjadi. Saya kepingin ikutan, tapi mending nulis di blog aja sekalian. Hahaha #bahankonten. 2010 'Ditembak' sama si mas, ehem. Lalu saya resign dari kantor pertama, sebuah portal berita, kemudian melanglang ke Yu-Es-Ei berkat beasiswa, dan LDR. Perjuangan banget lho ini pacaran beda benua, sempet bosen, lelah, dan nyaris mau nyerah. Akhirnya, kami bertahan. :D 2011 Lulus dan balik ke Tanah Air. Sempet kepedean dengan resume dan sertifikat yang dibawa, ternyata saya nganggur hampir lima bulan . Stress banget rasanya. Padahal saya gak minta gaji gede juga loh, hahaha. Baru dapet kerja di bulan November, di sebuah majalah fashion. 2012 Kerja di majalah sebetulnya salah satu pekerjaan impian. Nyatanya gak seindah bayangan, malah lebih mirip film Devil Wears Prada. :)) Saya kemudian ditawari ke salah satu  start up e-commerce . Awalnya saya cuma mau 'kabur...