Valakor

Saya gak follow akun-akun gosip di medsos, biasanya saya tau info tentang apa yang lagi 'panas' dari temen yang repost akun tersebut. Seperti yang heboh belakangan, video artis JD dilabrak sama SH, anak dari FH yang konon selingkuh sama JD.

Lalu muncul istilah yang jadi ngetren: pelakor, alias perebut laki orang. JD dihujat habis-habisan, sementara FH --ditilik dari komentar orang-orang aka netyjen-- kebanyakan lebih ke 'menyayangkan' kenapa dia bisa takluk pada JD.

Baca itu, saya bingung. Kesannya JD tu bertindak sendiri sementara FH manut-manut aja kayak kambing dicucuk hidungnya. Duh, selingkuh itu melibatkan dua pihak, wahai netyjen!

I was in the same position as SH. I was her, years ago. Saya juga 14 tahun waktu itu. Bedanya, saya gak mengkonfrontir si JD (versi saya), karena males, karena gak punya nyali sebesar itu juga.

Dan sebesar apapun rasa marah saya ke perempuan itu, gak sebanding dengan kemarahan saya ke Papa. Kok tega, kok mau-maunya, kok bisa-bisanya, kenapa ini, kenapa itu. Berbagai pertanyaan di kepala tapi saya gak mau (atau bisa) ungkapkan langsung. Saya banyak diam dan bahkan memilih menghindar kalau ketemu Papa. I was emotionally hurt and disappointed by him. Apalagi kalau lihat perjuangan dan dedikasi Mama selama bertahun-tahun untuk keluarga kami, benar-benar membuat saya patah hati. I thought my dad was an egoist, the most selfish human at that time.

Saya akhirnya berani bilang dengan lantang kalau saya kecewa sama Papa, mungkin setahun sesudahnya. Saat itu beliau terdiam, duduk, lalu menangis. Entah maksudnya beliau menyesal atau gak, karena gak bilang apa-apa juga. Tapi setidaknya saya lega karena beban di hati akhirnya terangkat. Toh juga gak berharap apa-apa, pasrah mungkin inilah takdir orang tua saya. Gak bisa terus bersama.

Kembali ke soal pelakor, I hate this term. Menurut saya, label ini cuma menyudutkan perempuan. Padahal laki-laki punya andil, wong mereka secara sadar melakukannya kok. Jadi kenapa gak ada istilah untuk pria beristri (dan beranak) yang cari pacar lagi? Atau cukup diwakilkan dengan istilah 'hidung belang'? Basi banget.

Akhirnya artikel ini yang menyuarakannya. Silakan baca sendiri ya, kalo aku sih yes. ---> Masih Ngotot Pakai Istilah Pelakor? Oke, Tapi Sebut Cowoknya Sebagai 'Paltit' Dong

Untuk dek SH, I think you're a really brave girl. Sakit hati sama bapak sendiri memang rasanya sangat-sangat gak enak. Tapi melampiaskan ke partner-nya terus-terusan cuma bakal buang energi. May God give you and your family strength to go through this hardships! \m/

Comments

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Kidzania & Masa Kecil (Lumayan) Bahagia