Dear Stranger

Dear Stranger,

I had weird consciousness at the first place.
I guess I was wrong.

You turned to be my wonderwall,
un-conditional-listener,
happy-go-lucky dreamer,
invicible supporter,
and carefree partner.
I called you: my perfect distraction.

Then, trouble happened in some other day.
That time, I'm totally wrong.

I'm taking you for granted and it's too bad
You have your fantasyland in mind, and i cant go with it
I'd rather stay with my complexity mind, and deal with it
Living my crazy-messy-world, but somehow, it's real

I dont know how to fix it
Stranger, you got the key
Whoever, Wherever, Whatsoever.

Comments

My Wall, My Story said…
heiii...*nyampah,,,
miss u tessa,, hope im not ur stranger just because we are too long not met ^_^ hayoo bertemu
February 28, 2010 at 3:05 PM
Post a Comment

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Image
Saya paling deg-degan kalo punya utang. Dulu pernah makan siang bareng temen kantor terus pulangnya lewatin bazaar buku yang mana saya kalap ambil ini itu, lalu tersadar gak bawa uang lebih, kartu atm pun ketinggalan. Akhirnya saya minjem uang dulu ke temen, lalu sesampainya di kantor langsung ngeluarin token dan transfer saat itu juga. Gak enak kalo sampai lupa, apalagi sampai ditagihin. Soalnya diutangin itu juga gak enak. Dari pengalaman yang sudah-sudah, saya paling sebel juga kalo harus ngingetin orang buat bayar utangnya. Sungkan gitu ngomongnya, maunya kan sadar sendiri gitu. Apalagi kalo terjadi konflik batin kayak, "Ya sebenernya 20 ribu doang sih, tapi kan ya lumayan." :)) Intinya sih, mau dua ribu atau dua juta, yang namanya utang ya tetep utang. Kecuali kalo misalnya lagi bayar apa, trus orang lain secara sukarela nambahin seribu-sepuluh-seratus ribu, trus dia bilang gak usah diganti, ya udah itu mah rezeki dong. Alhamdu...lillaaah. Kartu kredit juga g...
Read more

Yang Kedua

Saya dan Pak Suami tidak selalu satu suara kalau ngobrolin rencana punya anak kedua. Kadang saya ngerasa udah cukup deh satu anak, lebih ekonomis gitu kan, hehehe. Sementara bapake ngerasa sepi dan kasian sama si nona kalau cuma sendirian. Lain waktu, saya kepengen banget punya bayi lagi, eh malah Pak Suami yang ngingetin, situasi dan kondisi finansial tidak memungkinkan. "Nanti dulu," ceunah. Lalu si nona tau-tau tahun ini enam tahun. :') Kami memang pengen kasih jarak 4-5 tahun dengan anak kedua, namun bahkan setelah ulang tahun Kana yang keempat dan kelima berlalu, kami tetap punya kecemasan ini itu. Kalau ada yang ngomong, "Buat anak mah ada aja rezekinya, jangan takut." Saya malah khawatir. Kok bisa nggampangin gitu, karena realistis aja, punya anak itu  cost -nya besarrrr. Saya lebih ngerasa relatable sama , "KB yang paling ampuh adalah nginget biaya sekolah anak." Hahaha,  true dat .   Hingga suatu hari di akhir tahun 2019, kami sepakat tahun d...
Read more