Angin

Di jalan setapak ini, aku memutar waktu
betapa sering kami melewatinya
saat tertawa, maupun terdiam

Di beberapa senja, aku teringat padanya
kala ia merengkuhku, pamit pulang
dan berjanji akan kembali datang

Di beberapa malam, ku memikirkannya
kala ia menggenggam tanganku,
mengantarku hingga ke selimut lelap

Kala embun muncul dengan tenteram
kala itu pula kami saling menyapa
saling bertanya, bertukar salam

Ketika hujan turun, ku merindukannya
betapa ia mencintai hujan
dan ia yang akan mengusap kepalaku
bila guntur datang

Hari-hari ini, aku tak mampu lagi berkata-kata
Angin, kemana kau berhembus kini?
Kau hilang,
tertiup kemarau, terbawa awan...

Comments

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Kidzania & Masa Kecil (Lumayan) Bahagia