What would I be...

I'm sitting here at the corner of cafe,
in a mall at Senayan.

Di skeliling gw ada 3 ibu-ibu, 2 bapak-bapak, sedang reunian SD-SMP mereka di Lombok-NTB.
Salah satunya: nyokap gw.

Dulu namanya adalah sekolah rakyat (SR) bukan sekolah dasar (SD).
Mereka dulu masih nulis pake tinta, belum tau yang namanya pulpen.

My mom used to be "the it girl" at that time (hehehe, kata teman-temannya si begitu)
Cerdas, cantik, pinter nyanyi-nari, banyak prestasi lah pokoknya.
Hampir 44 tahun mereka ga ketemu, dan sekarang:
Nyokap adalah seorang ibu rumah tangga dengan 4 anak.
Padahal dulu saking pinternya banyak yang memperkirakan bakal jadi dokter.

Ibu K, sobat nyokap, karna kekurangan secara finansial, sempet jadi PRT di rumah kepala dinas keuangan, ditarik kerja oleh majikannya itu, dan akhirnya menikah dengan beliau.

Pak Ku, dulunya biasa-biasa aja, prestasinya ga menonjol. Tapi sekarang, beliau jadi konsultan minyak, dan pengamat perminyakan yang cukup sering wara-wiri di tv maupun berkomentar d koran.

Ibu I, dulunya primadona, dan sampai sekarang pun masih keliatan cantiknya. Dulu di kelas sibuk buat mempercantik diri dan membalas surat-surat cinta pengagum2nya. Denger2 sempet punya "kasus" sama guru, sampai dilabrak istri si pak guru :)

Pak N, dulu juga gagah, sekarang jadi pejabat d kantor departemen agama sebagai perwakilan umat Hindu.

Wahhh...
Gw aja udah ga terlalu inget tentang temen2 SD, pindah2 si...
Pertanyaannya,
what would I be in the next 40 years?
Hahaha, pasti gak pernah tau deh
Apa yang udah kita perkirakan, bisa jadi bener, atau kebalikannya sama sekali

Buat gw,
Hidup itu kayak sinetron stripping, yang tayang setiap hari
Dunia ini, lingkungan di sekitar kita, adalah lokasi syutingnya
Kita, manusia, adalah aktor dan aktrisnya
Produser, sutradara, penulis naskah, sampai editor
adalah TUHAN

Kita ga pernah tau episode apa yang Tuhan kasih untuk kita hari ini,
karena skenario itu baru dikasih begitu kita sampai di "lokasi syuting"
Kita bisa melakukan improvisasi;
tapi keputusan akhir ada di tangan sang sutradara,
dan dia jugalah yang akan "mengedit" semuanya
dan menentukan endingnya
Happy ending? Sad ending?
Tapi, gw selalu percaya
Di balik setiap episode yang kita jalanin setiap harinya,
bakal ada suatu nilai moral yang bisa kita ambil
Pasti.
Karena Tuhan adalah "film-maker" terbaik yang pernah ada,
in a REAL movie.

Hohoho....

Comments

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Kidzania & Masa Kecil (Lumayan) Bahagia