The K Factor
Waktu awal-awal kehamilan, saya dan suami nyiapin nama anak laki-laki. Pun sudah di-USG dan ketahuan kalo baby girl, kami belum juga punya kandidat nama perempuan.
Kakak saya yang istrinya baru saja melahirkan di bulan April sampai minjemin buku untuk inspirasi nama bayi. "Kalo lo udah punya nama kan enak manggilnya, jadi masih dalam perut pun dia udah punya panggilan, gak 'dede bayi' aja," gitu alasannya. Tapi udah dibolak-balik tuh buku tetep aja gak ada ide.
Saya juga ngandelin Google untuk menemukan nama anak dengan arti yang bagus. Pilihan pertama saya, nama yang bermakna "keberuntungan" karena buat saya luck atau hoki itu penting, hehehe.
Dapatlah nama "Ahza". (Menurut Google) berasal dari bahasa Arab yang berarti "beruntung". Oke, apakah akan jadi nama depan? Hmmmm, belum yakin.
Waktu usia kandungan kira-kira 32 minggu, ngobrol-ngobrol sama suami mengenai inisial nama. Entah kenapa, kami berdua sama-sama pengen inisial B. Alasannya, karena jarang, hahaha. Tapi tetep waktu itu inisial B yang kami dapetin adalah nama anak cowok.
Terus saya bilang, kalo tren nama anak masa kini tuh inisialnya K. Sebut aja (survey dari temen-temen sekolahnya keponakan saya) ada Kenzo, Keenan, Keyla, Keisha, Kezia, Katya, Kalila, daaaan masih banyak lagi. "Jadi huruf K tuh mainstream deh," celetuk saya saat itu.
Beberapa hari setelah obrolan random itu, di timeline twitter saya ada yang meretweet dari akun bernama Btari Durga. Tau-tau otak saya nyimpen banget kata "Btari". Kedengerannya cantik. Berhubung nama tersebut berbau-bau Sansekerta saya pun nanya suami yang kebetulan suka wayang. Dan dia langsung antusias, karena Btari Durga itu seorang dewi. Bener kan, namanya aja cantik. (Meskipun setelah kami googling, kisah Btari Durga ini macem-macem, tapi we'll leave it behind lah ya. Hehehe.) Klop kan, pengen inisial B, dapet nama yang maknanya bagus pula.
Tapi lama-lama, setelah diotak-atik, rasanya kok Btari sebagai nama depan itu masih kurang 'ngunci'. Akhirnya ya, pilah-pilih lagi.
Sampe minggu ke-36, kami belum juga punya nama pasti. Mama udah mulai ngasi masukan: "Vanya, kayak orang Rusia," "pake Ramadhani atau Fitri ya" (tergantung tanggal brojolnya ntar) "Mau pake Putranto di belakangnya?" Dan ide-ide lainnya.
Dan, masih aja belum ada yang sreg.
Sampai ketika suatu siang, waktu itu saya udah cuti dan udah bermarkas di rumah Mama, saya googling di handphone, random aja tentang nama anak. Pasrah.
Tau-tau nemu nama KANAYA.
Artinya: perempuan dengan jalan hidup tentram.
Nah.
Saya langsung tentram juga dengernya. Rasanya doa orang tua juga pasti supaya anaknya punya jalan hidup yang adem, aman, damai, lancar, dan penuh berkah.
Ada beberapa kandidat nama lain yang saya simpan di draft handphone. Kemudian saya asyik menyusun nama. Dan jadilah rangkaian nama dengan harapan tinggi dan doa khusyu' di dalamnya.
Sorenya saya tunjukkan hasil semedi saya ke suami. Wajahnya langsung sumringah, "Bagus," katanya. Setuju aja beliau, Alhamdulillah.
Jadi setelah proses persalinan beres, saya ditanya, siapa namanya?
"Kanaya"
Lengkapnya?
"Kanaya Btari Ahza"
Artinya?
Perempuan dengan jalan hidup tentram, berwajah cantik, dan membawa keberuntungan.
(Aaamiin yaa robbal aalamiiin)
"Gak pake Ramadhani?" kata Mama, keukeuh.
"Gak usah deh, kepanjangan. Kasian nanti pas ujian di sekolah, nulis nama doang udah pegel." Hehehe.
Pesan moralnya, saya kemakan omongan sendiri. Awalnya gak mau ngasi nama dengan inisial K, malah dipake juga. Malah gak pake pikir dua kali, langsung jatuh cinta sama maknanya. :)
Welcome aboard, Baby Kana!
Kakak saya yang istrinya baru saja melahirkan di bulan April sampai minjemin buku untuk inspirasi nama bayi. "Kalo lo udah punya nama kan enak manggilnya, jadi masih dalam perut pun dia udah punya panggilan, gak 'dede bayi' aja," gitu alasannya. Tapi udah dibolak-balik tuh buku tetep aja gak ada ide.
Saya juga ngandelin Google untuk menemukan nama anak dengan arti yang bagus. Pilihan pertama saya, nama yang bermakna "keberuntungan" karena buat saya luck atau hoki itu penting, hehehe.
Dapatlah nama "Ahza". (Menurut Google) berasal dari bahasa Arab yang berarti "beruntung". Oke, apakah akan jadi nama depan? Hmmmm, belum yakin.
Waktu usia kandungan kira-kira 32 minggu, ngobrol-ngobrol sama suami mengenai inisial nama. Entah kenapa, kami berdua sama-sama pengen inisial B. Alasannya, karena jarang, hahaha. Tapi tetep waktu itu inisial B yang kami dapetin adalah nama anak cowok.
Terus saya bilang, kalo tren nama anak masa kini tuh inisialnya K. Sebut aja (survey dari temen-temen sekolahnya keponakan saya) ada Kenzo, Keenan, Keyla, Keisha, Kezia, Katya, Kalila, daaaan masih banyak lagi. "Jadi huruf K tuh mainstream deh," celetuk saya saat itu.
Beberapa hari setelah obrolan random itu, di timeline twitter saya ada yang meretweet dari akun bernama Btari Durga. Tau-tau otak saya nyimpen banget kata "Btari". Kedengerannya cantik. Berhubung nama tersebut berbau-bau Sansekerta saya pun nanya suami yang kebetulan suka wayang. Dan dia langsung antusias, karena Btari Durga itu seorang dewi. Bener kan, namanya aja cantik. (Meskipun setelah kami googling, kisah Btari Durga ini macem-macem, tapi we'll leave it behind lah ya. Hehehe.) Klop kan, pengen inisial B, dapet nama yang maknanya bagus pula.
Tapi lama-lama, setelah diotak-atik, rasanya kok Btari sebagai nama depan itu masih kurang 'ngunci'. Akhirnya ya, pilah-pilih lagi.
Sampe minggu ke-36, kami belum juga punya nama pasti. Mama udah mulai ngasi masukan: "Vanya, kayak orang Rusia," "pake Ramadhani atau Fitri ya" (tergantung tanggal brojolnya ntar) "Mau pake Putranto di belakangnya?" Dan ide-ide lainnya.
Dan, masih aja belum ada yang sreg.
Sampai ketika suatu siang, waktu itu saya udah cuti dan udah bermarkas di rumah Mama, saya googling di handphone, random aja tentang nama anak. Pasrah.
Tau-tau nemu nama KANAYA.
Artinya: perempuan dengan jalan hidup tentram.
Nah.
Saya langsung tentram juga dengernya. Rasanya doa orang tua juga pasti supaya anaknya punya jalan hidup yang adem, aman, damai, lancar, dan penuh berkah.
Ada beberapa kandidat nama lain yang saya simpan di draft handphone. Kemudian saya asyik menyusun nama. Dan jadilah rangkaian nama dengan harapan tinggi dan doa khusyu' di dalamnya.
Sorenya saya tunjukkan hasil semedi saya ke suami. Wajahnya langsung sumringah, "Bagus," katanya. Setuju aja beliau, Alhamdulillah.
Jadi setelah proses persalinan beres, saya ditanya, siapa namanya?
"Kanaya"
Lengkapnya?
"Kanaya Btari Ahza"
Artinya?
Perempuan dengan jalan hidup tentram, berwajah cantik, dan membawa keberuntungan.
(Aaamiin yaa robbal aalamiiin)
"Gak pake Ramadhani?" kata Mama, keukeuh.
"Gak usah deh, kepanjangan. Kasian nanti pas ujian di sekolah, nulis nama doang udah pegel." Hehehe.
Pesan moralnya, saya kemakan omongan sendiri. Awalnya gak mau ngasi nama dengan inisial K, malah dipake juga. Malah gak pake pikir dua kali, langsung jatuh cinta sama maknanya. :)
Welcome aboard, Baby Kana!
Comments