Kalut

Aku menatapnya sebatas lalu, aku pergi tanpa mengucapkan sebait kata, aku sempat memandangnya dari kejauhan, berharap sebuah truk tanker menghalanginya untuk melihatku di sini, berdiri tertegun, dia kembali, tanpa sesal, tanpa ratap, hanya canda, sebatas harap, persahabatan, yang tak akan mungkin. Aku masih terpekur, aku kalut. Namun, aku berlalu...

Comments

Popular posts from this blog

Utang Mengutang

Yang Kedua