Posts

Showing posts from 2009

Weary

Well i guess no other way to run from this worry. That's why i owe you an explanation. We talk and laugh, we chat about love. But the border still there: my invisible army of defense. Keep going, i know this feeling. I'm gonna like you in a month, then turn to hate you in a minute. Weird in many thoughts is my specialty. You, with your brain impress me in curiosity. I enjoy this distraction, love this emotion. But still worry, otherwise, i'm weary. Keep going, i know what will happen next. You have so much fire blast, but move back at glance. Me become cynical and you dramatize it all. Then me and my worry become bestfriend again, repeatedly. And i don't own any explanation.

Ramalan La Bocca Della Verita

Pas lagi beres-beres, saya nemuin kertas kecil. Isinya ramalan tentang hidup saya. Ini dari sebuah mesin. Yap, bukan peramal gipsi yang pake bola kristal atau peramal kartu tarot. Saya dapetin 3 tahun lalu di Negeri Singa. Di depan si mesin ada tulisan "La Bocca Della Verita". Bentuk mesinnya wajah Medusa (eh gak tau deng, pokoknya macam dewa-dewa itu lah ;p), trus ada suara otomatis yang ngasih instruksi. Cukup dengan koin 5 sen, letakkan tangan di mulut si Medusa, lalu saya "dibaca". Voila! Secarik kertas keluar. Mirip resi dari mesin ATM. Isinya begini: The Mouth of Truth tells you that: - You tend to be aggressive to satisfy your instinct - You enjoy excellent health although you often abuse it - You dont have much faith in human nature - You sometimes seem emotionally shallow and almost heartless - Your health problems, for the main part, are due to nerves. You can sort them out by thinking hard about yourself - There are excellent indications of a happy marri...

Selamat Hari Lahir

Hari ini berlangsung seperti biasa. Tak ada telepon tengah malam, apalagi sebuket bunga. Ada kado di kamarku. Sepotong blus dan sepasang sepatu. Ternyata dari ibuku. Ku kecup pipinya dan berterima kasih. Lalu kakakku bergantian menyelamati. Ada yang di rumah, dari Borneo, dan Teluk Persia. Ayahku juga mengirim pesan, katanya berikan ia mantu. Hahaha. Meski mengamini, tapi kurasa tidak dalam waktu dekat. Aku ingin membelikan gelang emas dulu untuk ibu. ** Komputer jinjing kubuka. Cek e-mail , messenger , dan Facebook. Situs terakhir sudah menampung ucapan selamat. Ada ratusan. Senangnya. Aku coba balas satu-persatu. Ponselku juga berkedip-kedip. Pesan pendek berdatangan. Terima kasih berbagai versi kuketik. Tak ada kue tart. Tapi kakak iparku beli pizza tiga loyang. Keponakanku yang gendut ikut datang. Lucunya. Rasanya aku ingin bolos kerja. ** Sampai kantor, bos-bos kasih ucapan. Untung tidak dikerjain . Aku bikin tugasku seperti biasa. Ruangan pun sepi karna banyak yang cuti. Puasa R...

Pernah Kenal

"Hai gadis berjaket." Suara itu mengagetkanku. Aku menoleh dan tercengang. Orang itu memandangku sambil tersenyum. "Apa kabar?" tanyanya. Aku tak menjawab, hanya mengangguk singkat. Otakku berpikir keras, mencoba mengingat-ingat. Lalu aku bereskan mapku dan bersiap angkat kaki, sampai akhirnya dia bersuara lagi, "Sudah lama ya kita tak berjumpa. Hampir setahun." Aku bingung. Nadanya penuh percaya diri, sorot matanya seolah menembus wajahku. Aku tak punya persediaan basa basi. Tapi baiklah, sebaris senyum agaknya tak akan rugi. Dan entah kenapa, orang itu harus berujar lagi, "Saya berjalan jauh kali ini. Sampai Ujung Kulon." "Oh ya?" Sial, kenapa harus kutanggapi segala. Dia tertawa, mungkin puas berhasil membuatku bersuara. "Saya dengar kamu punya pekerjaan luar biasa." Dahiku mengerenyit. Apa-apaan? Kali ini aku mulai tak sabar. Ku mengedikkan bahu dan segera berlalu. Masih sempat-sempatnya ia berujar, "Kala...

HP

Gw pertama baca buku Harry Potter (HP) pas kelas 2 SMP. Abang gw yang ngasi tau kalo ada buku baru. Tentang penyihir katanya, penuh imajinasi, pokoknya keren. Dibeliinlah HP dan Batu Bertuah (The Sorcerer's Stone/Philosopher's Stone). Tadinya gw males bacanya. Gw pikir bakal aneh, gak masuk akal, dan membosankan. Tapi begitu baca, gw langsung jatuh cinta. Imajinasi sang penulis, JK Rowling, luar biasa. Gw ngerasa seperti terserap masuk ke dunia sihir itu sendiri. Selesai buku pertama, gw langsung melahap buku keduanya, HP dan Kamar Rahasia (The Chamber of Secret). Lagi-lagi gw terbius sama petualangan Harry, Ron dan Hermione. Plus rasa penasaran yang makin memuncak tentang si penjahat paling menakutkan, You-Know-Who: Lord Voldemort. Buku ketiga, HP dan Tawanan Azkaban (Prisoner of Azkaban), kalo gak salah baru gw baca pas 2001, pas masuk SMA. Nah di tahun ini juga film pertama Harry digembar-gemborkan. Sempet berekspektasi tinggi, ternyata pas udah nonton rada kecewa. Ban...

Astaga...

Astaga! Rasanya aku sudah melewati jembatan penyeberangan, garis-garis zebra, pembatas jalan, hingga trotoar penuh kaki lima. Semata untuk menghindari jalan yang sama denganmu. Aku bahkan putar balik, ambil arah berlawanan. Tapi tetap saja, marka jalan di mana-mana seolah mencatut namamu. Papan baliho menyampul fotomu. Dan, ada saja orang yang repot-repot menyapa mengabarkan tentangmu. Huh. Ku dengar jalan yang kamu lalui mulus, lancar, bagai tol bebas hambatan. Hangat dan cerah cuacanya. Lah, aku disini mendung. Bolak-balik kehujanan. Berulang kali terjatuh di lubang, karena jalan yang tak diaspal. Belum lagi naik-turun, berbelok-belok. Bikin mual. Aku bertanya kini pada Pihak Berwenang. Apa aku salah jalan? Haruskah aku terus berjalan di landasan yang sama, sementara tujuan kami berbeda? Kalau begitu, kenapa seolah ia ditemani malaikat sementara aku harus berjibaku dengan yang jahat? Tolong, Pihak Berwenang, beri petunjuk. Dengan begitu, aku tahu, aku tidak tersesat.

Deadline

Bertarung dengan waktu. Ku kejar ia tapi tak kunjung sampai. Justru ia berbalik memburuku sampai kelelahan. Aku coba mengalihkan perhatiannya, ia tetap awas. Aku coba mengulur jarak dengannya, ia masih ligat. Duh waktu, beri aku ruang. Hentikan pertarungan ini dan biarkan aku menghirup deru. Mengharu biru. Mari waktu, kita berjalan beriringan. Aku menggenggammu dan kau mengawalku.

Pemilu 2009: Dipilih...Dipilih...

Pemilu gak sampe sebulan lagi. Tapi gw belum yakin siapa yang bakal gw pilih sebagai "wakil" di DPR, DPD, ataupun DPRD nanti. Berbagai poster, baliho, pamflet yang berjejeran di jalan-jalan bukannya bikin gw kenal, malah bikin pusing. Saking blank-nya tentang siapa yang harus gw pilih, gw pernah nyoba ngebuka situs KPU Banten. Tapi sayangnya, cuma ada nama-nama. Cuma foto si A dari Partai B, dan lain-lain. Tanpa track record. Padahal kan gw pengen tau, si A itu apa profesinya, si B prestasinya apa, si C pernah aktif dimana. Minimal latar belakangnya dia deh. Gak usah biodata komplet juga. Akhirnya gw googling (niat ya...) nyari rekam jejak para caleg-caleg daerah pemilihan Banten 3 dan Tangerang 5 (FYI: rumah gw di Ciputat). Di forumkompas.com, gw nemuin beberapa diantaranya. Untuk caleg DPR-RI ada nama-nama terkenal kayak: Yasmin Muntaz dan Adolf Posumah yang mantan news anchor di TV, atau Maylaffaiza, artis yang pemain biola itu. Ada lagi kerabat dari tokoh-tokoh berpengar...

Pelan

Aku bergegas meniti tiap lengkungan hati. Kosong. Tak ada siapapun. Dari ujung ku berlari sampai ke sudut yang kutemui hanya luka yang mengakar, dengki yang mengendap, dan sepi yang tertawa. Letih, aku injak semuanya. Tapi sia-sia, mereka telah menembus tanah hati. Malah membuat goyah. Sebaris angin dingin menerobos, dan aku menggigil. Berat pertahananku ini, harus kuhadapi semua. Mungkin, tak perlu bergegas kini...

Bang Nanang dan Mobil Jemputan

Beberapa hari yang lalu, sepulang dari interview kerjaan, gw mampir dulu beli cakue di pinggir jalan sebelum masuk kompleks rumah. Di sana selain banyak pedagang, juga banyak tukang ojek berjejeran. Pas lagi nunggu cakue dibungkus, tiba-tiba ada yang manggil nama gw, "Tessa, Tessa..." Pas gw nengok, ada seorang abang tukang ojek yang melambaikan tangan dan manggil nama gw lagi. Gw perhatiin dan kaget banget, ternyata itu adalah Bang Nanang! Supir mobil jemputan gw waktu SD. Waaahh, kaget campur seneng, gw samperin tu si abang. Perawakannya tetep kecil, mukanya pun gak berubah, tetep dengan kumisnya yang irit, tapi murah senyum. Gw tanya, "kok Bang Nanang masih inget saya si?". Trus katanya, "Yaa muka Tessa mah gak berubah dari dulu juga." Hahaha, berarti dari SD muka gw emang segini-segini aja ya. Karna itu juga yang dibilang temen-temen SD yang ketemu di facebook. Kadang gw gak inget mereka, tapi mereka tetep inget gw dengan alasan yang sama: "muka l...

Cerita yang Tertinggal (Liburan Akhir Tahun)

Akhirnya, berhasil juga gw liburan di akhir tahun 2008 kemaren. Tujuannya tak lain adalah: Bromo. Udah lama banget pengen ke sana, dan kebetulan abis sidang skripsi, salah satu keinginan terbesar gw adalah mengunjungi gunung yang terkenal dengan pemandangan sunrise-nya yang keren itu. Perjalanan ini cuma ditargetkan 5 hari pulang pergi, berhubung abang gw harus ngantor tanggal 30-nya. Udah gitu, ini perjalanan dadakan deh, gak pake reservasi hotel atau apapun, semuanya on the spot :) 25 Des Rute: Ciputat - Bekasi - Karawang - Subang - Indramayu - Cirebon - Brebes - Tegal - Pemalang - Pekalongan - Batang - Semarang . Gw berangkat dari rumah tercinta bersama Nyokap, Abang, dan Om. Setelah ngisi bensin penuh-penuh di pom bensin Ciputat, kami berangkat dengan mengucap doa dan membuka cemilan (haha, baru berangkat dah ngemil). Dari tol TB Simatupang langsung terus menerus lurus (lewatin Bekasi dan Karawang) menyusuri jalur Pantura, akhirnya sampe ke Subang lalu ke Indramayu. Sempe...

Angin

Di jalan setapak ini, aku memutar waktu betapa sering kami melewatinya saat tertawa, maupun terdiam Di beberapa senja, aku teringat padanya kala ia merengkuhku, pamit pulang dan berjanji akan kembali datang Di beberapa malam, ku memikirkannya kala ia menggenggam tanganku, mengantarku hingga ke selimut lelap Kala embun muncul dengan tenteram kala itu pula kami saling menyapa saling bertanya, bertukar salam Ketika hujan turun, ku merindukannya betapa ia mencintai hujan dan ia yang akan mengusap kepalaku bila guntur datang Hari-hari ini, aku tak mampu lagi berkata-kata Angin, kemana kau berhembus kini? Kau hilang, tertiup kemarau, terbawa awan...

Mau Kerja Apa?

Itu pertanyaan pertama gw waktu liat pengumuman lowongan kerja di koran ataupun internet. Sebenernya gini, gw lulusan jurusan hubungan internasional. Klo yang benernya si, lulusan jurusan ini masuknya ke departemen luar negeri, kerja di kedutaan, atau di organisasi internasional semacem PBB. Nah, persoalannya gak mungkin gw cuma berharap dari lowongan di tempat-tempat tadi aja. Seperti halnya SPMB yang untung-untungan masuknya, gw juga mesti punya plan-B kemana gw harus kerja kalo di Deplu atau PBB gak diterima. Secara ya, saingan masuk Deplu bisa beribu-ribu. Sedangkan gw liat di lowongan UNDP, UNICEF atau badan PBB sejenisnya, mereka selalu minta pengalaman kerja, rata-rata minimal 5 tahun. Trus gimana yang fresh graduate kayak gw ini? Alhasil, gw berburu lowongan kerja. Dari koran, internet, sampe tabloid ;p Tapi, sampe di sini, gw bingung lagi. Kerja apa ya? Karna pengalaman yang gw punya cuma organisasi kampus, kepanitiaan, dan pers mahasiswa, gw berfokus ke lowongan-lowongan untu...