Hari ini, tiga tahun lalu. Saya dan dia duduk bersebelahan di dekat meja security di lantai 9 kantor kami. Dini hari. Saat itu saya shift malam, dan menunggu teman satu arah untuk diantar mobil kantor. Dia seharusnya libur, tapi ada di sana untuk alasan menemani. Saya sedang tidak enak badan, mau flu. Tadi dia membelikan segelas jeruk hangat. Sempat ada keheningan. Saya berpikir sebentar, "Haruskah dijawab sekarang?" Rasanya deg-degan. Penentuan. Saya ulurkan tangan, "Selamat," seraya menatap wajahnya yang kebingungan. "Anda layak dapat bintang," kata saya, cengengesan. Sungguh kalimat pembuka yang asal-asalan. "Iya saya mau, kita jalanin ya," ulang saya, kali ini serius. Lalu wajahnya sumringah, dan muka saya rasanya ikut bersemu ungu. Antara tersipu dan pusing karena flu. *** Cerita berawal dari hampir setahun sebelumnya. Ada friend request di facebook, saya merasa tidak kenal tapi mutual friends di antara kami cukup banyak. "O...