Posts

Showing posts from December, 2012

Ida

Namanya Ida.  Terlahir dari keluarga yang mapan, agamis dan menomorsatukan pendidikan. Namun, karena krisis ekonomi Indonesia di tahun 60-an, memaksa keluarga besar Ida berhemat, memotong semua anggaran, termasuk urusan sekolah. Kala itu 1000 rupiah didepresiasi hingga 1 rupiah saja. Akhirnya cita-citanya menjadi seorang dokter harus dikubur. Selepas sekolah asisten apoteker (setingkat SMA) ia bekerja membantu kedua orang tuanya, ikut membiayai adik-adiknya yang berjumlah 6 orang untuk sekolah. Padahal, Ida adalah gadis cerdas yang berprestasi, tidak hanya akademis namun juga seni dan keterampilan.  Di perusahaan obat tempatnya bekerja, untuk pertama kalinya ia mengenal cinta. Zul, seorang calon dokter yang kerap mendatangi kantornya untuk mengurus perjanjian antara perusahaan tersebut dengan dokter Har, yang merupakan dokter terpercaya yang terkenal di kota kecil Lmb. Dokter Har adalah ayah Zul.  Namun, entah bagaimana cinta mereka tidak berlanjut. Padahal tida...

Damn, It's So Unreal

Pertengahan tahun lalu, saya ditanya oleh salah seorang om, pertanyaan yang kemudian saya hindari selama hampir berbulan-bulan berikutnya: "Kapan menikah?" Di keluarga besar saya, kala itu, masih ada empat orang sepupu yang berumur lebih tua, belum menikah. Semuanya laki-laki. Tinggal saya, anak perempuan dengan usia cukup matang, potensial untuk disuruh "baralek", istilah orang Minang untuk menikah. Dan di tahun 2012 ini, empat orang yang disebut di atas, menikah semua. Panik sih enggak, tapi mau tidak mau saya mulai merasakan tekanan. Saya diinterogasi rame-rame sama om dan tante, ditanya keseriusan dengan si masbro, kapan dan kapan. Pertanyaan yang membuat sesak dan capek. Saya belum mau, saya (rasa saya) belum siap. Tapi saya tahu, keluarga saya gak akan menyerah. Lalu, teman-teman dekat mulai mengabarkan rencananya menikah tahun depan. Alhamdulillah, saya ikut senang. Tapi bukannya ikut termotivasi, saya malah menabung untuk tes IELTS, membawa mama libura...

Oh, Well

Nothing to regret, but I just wish I could've spent more time with my father in the majority of crucial developmental times  of my youth. :(