Selamat Hari Lahir
Hari ini berlangsung seperti biasa. Tak ada telepon tengah malam, apalagi sebuket bunga. Ada kado di kamarku. Sepotong blus dan sepasang sepatu. Ternyata dari ibuku. Ku kecup pipinya dan berterima kasih. Lalu kakakku bergantian menyelamati. Ada yang di rumah, dari Borneo, dan Teluk Persia. Ayahku juga mengirim pesan, katanya berikan ia mantu. Hahaha. Meski mengamini, tapi kurasa tidak dalam waktu dekat. Aku ingin membelikan gelang emas dulu untuk ibu. ** Komputer jinjing kubuka. Cek e-mail , messenger , dan Facebook. Situs terakhir sudah menampung ucapan selamat. Ada ratusan. Senangnya. Aku coba balas satu-persatu. Ponselku juga berkedip-kedip. Pesan pendek berdatangan. Terima kasih berbagai versi kuketik. Tak ada kue tart. Tapi kakak iparku beli pizza tiga loyang. Keponakanku yang gendut ikut datang. Lucunya. Rasanya aku ingin bolos kerja. ** Sampai kantor, bos-bos kasih ucapan. Untung tidak dikerjain . Aku bikin tugasku seperti biasa. Ruangan pun sepi karna banyak yang cuti. Puasa R...