Sahaja
Mengamatimu yang tengah merenungi renai hujan Paras sendu yang sudah mengerut, keriput Kumpulan senja, air mata, dan kasih sayang Terkunci di rupa yang telah berkawan kemelut Tak sampai hati aku memanggil, rasanya lidah kelu Ia terlihat lesap dalam pikiran yang tersaput rona pilu Mungkin sambil merutuk, meratap, atau terisak Sementara aku mematung, gugup tak kunjung usak Sebetulnya tak ada kabar yang hendak kusampaikan Hanya aku segan menghampiri atau menyapa Kuputuskan, paras itu aku nikmati saja sendirian, ditemani riak kenangan, didampingi lusinan doa ... Mengamatimu yang kini tepekur di sela rintik air Sesalku mulai berkecamuk, kecewa kian mendesir Tak laik ia mendapat persoalan begitu deras Sepatutnya ia menikmati kemujuran tanpa batas Kuputuskan, paras itu tetap aku awasi, meski sendirian dikawani buncah-buncah harapan, diiringi lusinan nazar...